berkecamuk bersamaan mengeluarkan alunan degup keras dalam tubuh mungilnya
segala bentuk simpul bertemali-mali dalam kepala yang sudah ia garuk seratus kalinya
mengalir keras panasnya keringat pada badan kurus nan legam rentan
tak berhenti dan ia terus berjalan
suara itu menderu keras menjadi satu dengan teriakannya yang tertekan
menyaringkan apa saja yang ia hafal meski terdengar sedikit memaksa
melantunkan semua nyanyian demi ia yang menunggunya di sana
mengharapkan bisa membeli satu dua hal yang menyenangkan
tak menoleh dan ia terus bertahan
menenteng genjreng dan ketabuh di pundak kanan
mengintip rejeki di bawah panas terik sang surya
berpacu dalam padatnya jalan raya
berusaha tegar dalam tekanan
tak gentar dan itulah dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar